Penulis : Modus

Tanah Bumbu, modus.co.id – Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammad Yani Helmi menanggapi serapan aspirasi penduduk Desa Api-api, Kecamatan Kusan Tengah, Kabupaten Tanah Bumbu yang 75 persennya warga berprofesi sebagai petani, Minggu (5/2/2023).

Dia merespon akan terjadinya inflasi beras lokal semakin meluas, dikarenakan puluhan hektare lahan persawahan saat ini tidak tergarap dengan baik.

“Dari hasil rilis resmi data Badan Pusat Statistik (BPS) daerah Kalsel yang mengalami inflasi beras selain Tanjung (Tabalong) adalah Kotabaru. Di Banjarmasin saja, saya sebutkan mayang itu tembus Rp16 ribu. Bahkan, pedagang berani menaikan harga hingga Rp18 ribu,” kata Yani Helmi dalam keterangannya yang diterima modus.co.id, Selasa (7/2/2023).

Pria yang biasa disapa bang Yani ini menegaskan, perlu keseriusan Dinas Pertanian untuk melakukan pengendalian ini. Ia juga mendorong agar sektor pertanian di Tanah Bumbu terutama wilayah penghasil beras yaitu Kecamatan Kusan Hilir dan Tengah, dapat terus mempertahankan.

“Mengingat, saat ini harga beras dibeberapa daerah mengalami kenaikan secara drastis, maka dari itu beras lokal harus tetap menjadi yang utama. Agar impor beras tidak terjadi, karena bagaimana pun beras Banjar (lokal) tetap nomor satu serta enak dikonsumsi,” ujar Paman Yani.

Selian itu, ada juga wilayah yang sektor mata pencaharian utamanya dari hasil bertani di Tanah Bumbu terdapat di Desa Pakatellu.

“Apabila ada yang menginginkan adanya jalan usaha tani dan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) sesuai dengan keuangan daerah. Tentu, ini harus didukung karena kita telah dipilih dari rakyat untuk rakyat,” kata dia.

Tercatat desa seperti Api-Api dan Pakatellu diketahui memang mayoritas petani. Akan tetapi, 25 persen masih memilih untuk berkebun dan 5 persennya lagi adalah nelayan.