SOLUSI itu ditemukan saat PAMA Aria dan Arutmin site Satui melaksanakan sarasehan dan bincang-bincang dengan petani, melalui sebuah forum diskusi bersama, belum lama tadi.
Diskusi santai itu berlangsung di Balai Pertemuan Gapoktan, difasilitasi Ketua Kelompok Tani Satui Timur, Muhammad. Bincang-bincang tersebut berlangsung selama 2 jam.
Setidaknya ada dua poin penting yang menjadi kendala Gapoktan petani karet dan sawit. Yakni terkai harga pasar dan pupuk subsidi dari pemerintah.
“Harga karet yang cukup relatif berubah mempengaruhi daya beli dari tengkulak,” ungkap Muhammad, ketika membuka keluhan diarena diskusi tersebut.
Sehingga hal tersebut berpengaruh besar terhadap pemasukan petani. “Kami butuh solusi,” keluhnya.
Bak gayung bersambut, CSR Team PAMA Aria, Aditya Kadek mengamini kondisi tersebut. “Bahwa kendala saat ini tidak bisa kita pungkiri,” sambungnya.
Ia tak menampik masih ditemukan adanya monopoli harga oleh tengkulak besar. “Sehingga tidak terkendali karena permainan harga kontrak dengan perusahaan-perusahaan besar,” terang Kadek.
Dituturkannya, kendala pertama tersebut menjadi isu yang hangat diantara petani sawit dan karet. “Harapan dari pihak Gapoktan agar perusahaan juga dapat memperhatikan bagaimana pola hulu-hilir produk output yang dihasilkan dari panen bisa stabil dari sisi harga dan permintaan,” terangnya.